Pada zaman Ratu sima bertahta sekitar abad 8 masehi, pemerintahanya berada disekitar pesisir utara pulau jawa tepatnya dikota Raja Sima, karma kekuasaanya tumbang maka kota sima berangsur-angsur ditinggalkan penduduknya menempati kota raja yang baru sehingga sima menjadi sebuah desa,
Desa sima yang dimaksud adalah yang sekarang bernama leran.
Berbagai pendapat menyatakan tentang asal-usul nama leran antara lain:
1.berasal dari kata “ler” yang berarti ‘utara’
Alasan: karena adanya 2 bangunan yang bentuknya hampr sama dan letaknya yang satu disisi utara dan yang lain di selatan. Dan yang dimaksud bangunan tersubut adalah bangunan cungkup leran (dibuat oleh brawijaya) yang mirip dengan candi didaerah selatan yang juga dibuat oleh brawijaya.
2. .berasal dari kata”lerean” yang berarti ‘tempat berhenti/istirahat’
Alasan: karena didesa “sima” adalah tempat kali pertama syeh maulana malik ibrahim mengajak sultan mahmud saddad alam dan rombongan berhenti dari perjalanan.
3. .berasal dari kata”ler-leran” yang berarti ‘tempat menggelar’
Alasan: karena didesa “sima” adalah tempat kale pertama syeh maulana malik ibrahim membuka lebar/menggelar siar agama islam
1.FATIMAH BINTI MAIMUN
Fatimah binti Maimun adalah seorang wanita muslim yang telah wafat pada tahun 1082. dabatu nisannya ditemukan di Leran.
Pada saat ditemukan batu nisan (prasati) tersebut tidak dalam keadan menancappada tanah sebagaimana layaknya batu nisan sebuah makam tapi bersandar pada dinding gedung makam yang menurut cerita oarang-orang setempatadalah makamnya RADEN AYU MAS PUTRI atau DEWI RETNO SUWARI yang bernama asli AMINAH binti MAHMUD SADDAH ALAM atau MAHMUD SYAH ALAM.
Para ahli sejarahpunya penafsiran yang berbeda tentang Fatimah binti Maimun bin Hibatallah tetapi diantara para ahli para ahli sejarah belum ada yang ada dapat membuktikan siapa sebenarnya beliau,sebagaimana kisahnya,sejauh mana kiprahnya pada perkembangan islam di Jawa dan bahkan tidak da yang tahu dimana makamnya?
Apabila dilihat pada tahun meninggalnya Fatimah binti Maimun (tahun 1082/ abad ke 11 masehi) maka beliau bukanlah keluarga Syeh Maulana Malik Ibrahim seperti yang diceritakan oleh orang-orang yang hanya tau nama “Fatimah binyi Maimun”saja, karena syeh Maulana Malik ibrahim hidup pada pertengahan pada abad ke 14 masehi samapi awal abad ke 15 masehi.
Kebenaran yang harus diketahui tentang 5 makam yang ada dalam cunkup (gedung makam) dalah makam Aminah binti Mahmud dan para dayangnya.
Apabila ada yang menceritakan kalau “penghuni makam” tersebut adalah keluarga Syeh
Maulana Malik Ibrahim mak yang dimaksud adalah AMINAH binti MAHMUD
SADDAD ALAM,yang tugasnya adalah mengajak Prabu Brawijaya masuk islam dengan cara damai tanpa kekerasan.
2.SYEH MAULANA MALIK IBRAHIM
Syeh Maulana Malik Ibarahim datang ketanah Jawa pad tahun 1369 M. dan tempat yang disinggahai adalah yang skarang ini disebut “pesucinan”karena tempat itu tidak jauh dari tempat bersandarnya perhu yang ditumpangi beliau dan tempat bersandarnya perahu tersebut sekarang disebut “pankalan”.
Pelabuhan “pangkalan” di Leran merupakan salah satu tempat bersandarnya perahu-perhu saudagar,dari beberapa nama pelabuhan yang ada disepanjang sungai antar lain pelabuhan “Bandar”,”Ngablak”,dan”Jenggala”,hal ini dibuktikan dari bekas-bekas Pelabuhan yang masih ada, bahkan samapi saat ini ada sebuah pohon randu tersebut dinamakan “Randu siketan”.
Di Pesucinan itulah syeh Maualan Malik Ibarahim bermukim dan mulai mengenalkan / mengajarkan Islam yang dimulai dari orang-orang sekitar pesucinandan pangkalan yang berkasta Sudra dengan cara memahami keadan sosial dan perekonomian merka serta mampu mengikis perbedaan tingkatan dalam kasta yang selama ini kasta Sudra ditindas oleh kasta yang lebih tinggi. Itulah salah satu keberhasilan Syeh Maulana Malik Ibrahim.
dan syeh maulana malik ibrahim juga membangun sebuah masjid dan dibawah ini adalah masjidnya.
3.PESUCINAN
Nama Pesucinan adalah berasal dari kata “suci” yang berarti tempat sesuci yang berbentuk kubangan tanah tempat menapung air untuk Wudllu’ sebelum Shalat dan terletak disampin Masji.
Kubangan tanah tersebut oleh orang-orang Pesucinan disebut “Pecerean”,berasal dari kata cere yang berarti ”endapan”. Dan secara tradisional pecerean tersebut dijadikan obat poles untuk penyakit Gondok dan penyakit-penyakit lain sejenisnya.

yang beduk, mimbar & batu bukanlah peninggalan beliau, tp kubangan & prasasti yg terletak pada ujung genting masjid.
BalasHapus